April 28, 2025

Desaekowisatatahfidz – Membangun Desa Wisata Terbaik

Menjadi salah satu desa terbaik di dunia dengan menawarkan kelebihan tanpa bandingan

Desa Terpencil di Jepang: Tantangan dan Strategi Pemerintah Mengatasi Penurunan Populasi

Jepang dikenal sebagai negara maju dengan kota-kota website raja zeus metropolitan layaknya Tokyo, Osaka, dan Kyoto. Namun, di balik kemajuan tersebut, banyak desa terpencil (過疎地域, kaso chiiki) yang menghadapi persoalan serius: penurunan populasi, penuaan penduduk, dan ancaman kepunahan.

1. Mengapa Desa di Jepang Menghadapi Penurunan Populasi?

A. Urbanisasi ke Kota Besar

  • Generasi muda lebih memilih bekerja di Tokyo, Osaka, atau kota besar lain.

  • Lapangan kerja di desa terbatas, terutama di sektor pertanian yang semakin ditinggalkan.

B. Tingkat Kelahiran yang Rendah

  • Jepang memiliki angka kelahiran terendah di dunia (1,3 anak per wanita, 2023).

  • Desa semakin sepi karena minimnya keluarga muda.

C. Populasi Lansia yang Tinggi

  • Lebih dari 30% penduduk desa berusia di atas 65 tahun.

  • Banyak lansia yang kesulitan mengelola lahan pertanian atau bisnis keluarga.

D. Minimnya Infrastruktur Modern

  • Akses internet lambat, transportasi terbatas, dan fasilitas kesehatan jauh.

  • Sulit menarik generasi muda atau pekerja remote.

2. Dampak Penurunan Populasi pada Desa Jepang

Dampak Penjelasan
Pertanian & Perkebunan Terbengkalai Banyak sawah dan kebun tidak terurus karena tidak ada penerus.
Sekolah & Fasilitas Publik Ditutup SD dan SMP di desa kecil banyak yang merger atau tutup karena murid sedikit.
Pelayanan Kesehatan Sulit Klinik desa kekurangan dokter, lansia harus ke kota untuk berobat.
Pariwisata Menurun Penginapan dan restoran tutup karena tidak ada pengelola.
Kepunahan Desa (消滅可能性都市) Beberapa desa diprediksi hilang dalam 30 tahun jika tidak ada solusi.

3. Strategi Pemerintah Jepang Mengatasi Penurunan Populasi

A. Program “Furusato Nouzei” (Pajak Kampung Halaman)

  • Warga kota bisa menyumbang pajak ke desa pilihan dan dapat hadiah lokal (beras, ikan, kerajinan).

  • Dana digunakan untuk perbaikan infrastruktur, event budaya, atau bantuan lansia.

B. Relokasi Penduduk Kota ke Desa (I-Turn/U-Turn Movement)

  • Pemerintah memberikan insentif uang (hingga ¥1 juta/orang) untuk yang pindah ke desa.

  • Kerja remote didorong dengan penyediaan coworking space di pedesaan.

C. Pembangunan Smart Village (Desa Digital)

  • Pemasangan internet cepat & fasilitas digital untuk menarik pekerja remote.

  • Contoh: Desa Ogata (Akita) sukses jadi tempat tinggal pekerja IT.

D. Program “Akiya Bank” (Database Rumah Kosong)

  • Banyak rumah di desa ditinggalkan (akiya), pemerintah jual/menyewakan murah dengan syarat renovasi.

  • Target: Keluarga muda & ekspatriat yang ingin tinggal di pedesaan.

E. Promosi Pariwisata Berbasis Komunitas

  • Desa seperti Shirakawa-go (Gifu) dan Biei (Hokkaido) sukses jadi destinasi wisata.

  • Pendapatan dari homestay & kuliner lokal membantu ekonomi desa.

4. Contoh Desa yang Berhasil Bertahan

A. Nagoro (Prefektur Tokushima) – Desa Boneka

  • Hanya dihuni 30 orang, seniman Tsukimi Ayano membuat boneka ukuran manusia untuk mengisi desa.

  • Jadi daya tarik wisatawan.

B. Kamiyama (Tokushima) – Desa Digital

  • Dikenal sebagai “Silicon Valley-nya pedesaan Jepang”.

  • Perusahaan IT seperti Google & AWS buka kantor cabang di sini.

C. Aogashima (Kepulauan Izu) – Desa di Tengah Kawah Vulkanik

  • Populasi 170 orang, hidup dengan energi geotermal & pertanian organik.

  • Jadi destinasi unik untuk turis petualang.

5. Pelajaran dari Jepang untuk Indonesia

  • Pentingnya digitalisasi desa agar bisa diakses pekerja remote.

  • Pemberdayaan pariwisata lokal bisa jadi solusi ekonomi.

  • Insentif bagi pendatang diperlukan untuk mempertahankan populasi.

6. Kesimpulan

BACA JUGA: Peran Pemuda dalam Membantu Pemerintah Desa Meningkatkan Pembangunan

Desa terpencil di Jepang menghadapi tantangan besar, tetapi dengan kebijakan kreatif dan kolaborasi masyarakat, beberapa berhasil bertahan bahkan berkembang. Jika strategi ini terus diperkuat, bukan tidak mungkin desa-desa Jepang bisa bangkit kembali.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah Indonesia bisa belajar dari Jepang?

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.