2025-02-10 | admin2

Lebih Dekat Dengan Desa Peliatan di Bali Sebagai Desa Paling Maju Di Indonesia Tahun 2025

Desa Peliatan di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali ditetapkan sebagai desa paling maju di Indonesia oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).

Dari 10 desa bersama penilaian Indeks Desa Membangun (IDM) tertinggi terhadap th. 2022, Desa Peliatan yang dikenal sebagai desa seni ini menempati posisi pertama bersama nilai IDM 0.9981.

Ada tiga indeks yang ditetapkan Kemendes PDTT untuk mengukur kebolehan sebuah desa, yakni:

  • indeks ketahanan ekonomi (IKE)
  • indeks ketahanan sosial (IKS)
  • indeks ketahanan ekologi/lingkungan (IKL)

Faktor Pendorong Sebagai Desa Paling Maju

Kepala Desa Peliatan (Perbekel) Made Dwi Sutaryantha, mengatakan, sebagai keliru satu desa yang bersangga terhadap sektor pariwisata, tersedia sebagian program untuk melindungi ketahanan ekonomi warga sepanjang pandemi Covid-19 didalam dua th. terakhir.

Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE)

Salah satunya bersama mendorong ibu-ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) menanam sebagian tanaman herbal untuk bahan baku minuman herbal. Hasil panen tanaman berikut lantas dijual kepada keliru satu pebisnis ekspor bahan baku teh.

Ia menjelaskan program yang udah satu th. terjadi ini dinilai meringankan beban ekonomi warga yang terdampak pandemi Covid-19. Apalagi https://www.farmersclassic.com/, umumnya warga Desa Peliatan bekerja di bidang seni, baik itu tarian, lukis dan pematung.

“Ini keliru satu income secara ekonomi terangkat meskipun sedikit, didalam tanpa kutip, berasal dari sisi tanaman itu tersedia income untuk mereka rasakan manfaatnya,” kata dia saat ditemui di area kerjanya.

Indeks Ketahanan Sosial (IKS)

Dari sisi IKS, lanjut Sutaryantha, pihaknya fokus terhadap kesehatan masyarakat. Salah satunya bersama menyimak kesehatan para lansia. Caranya bersama memberi mereka susu dan pengecekan kesehatan teratur oleh petugas Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).

Selain itu, pihaknya termasuk menetapkan menetapkan kader juru pemantau jentik (Jumantik) untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD), dan membuat gerakan bersih lingkungan. “Kita suplai banyak dana ke Poskesdes ini untuk keperluan masyarakat kita. apabila tersedia Lansia kami support bersama susu, mereka dinilai kesehatannya secara rutin,” ujarnya.

Indeks Ketahanan Ekologi/lingkungan (IKL)

Selanjutnya, Desa Peliatan saat termasuk udah membuat program sejuta biopori untuk peresapan air dan memproses sampah tempat tinggal tangga menjadi kompos sejak th. 2019. Masing-masing tempat tinggal menyediakan lima lubang resapan biopori.

Selain itu, pihaknya bersama desa adat secara gotong royong menata kembali aliran sungai yang tersedia di Desa Peliatan. Selain untuk melindungi lingkungan selamanya bersih, penataan sungai ditunaikan untuk mengembalikan formalitas meayut-ayutan bagi pengantin baru bersama mendatangi sungai usai upacara pernikahan.

Baca Juga : 7 Deretan Desa Digital Terbaik di Indonesia Yang Sangat Inspirasi

Dalam tradisi, pengantin pria akan menghanyutkan pakaiannya setelah mandi. Kemudian, busana berikut akan dicuci oleh pengantin wanita. Sutaryantha mengatakan, formalitas ini udah ditinggalkan warga sepanjang kurang lebih 30 th. yang gara-gara air sungai tercemar dan banyak sampah.

“Mereka (pengantin baru) melaksanakan khazanah budaya di toilet, mandinya di toilet. Maka kami berpikir masyarakat kami untuk membenahi khazanah budaya, mengembalikan budaya meayut-ayutan itu ke Peliatan bersama jalur membersihkan sungai plastiknya. Kita membersihkan sungainya kami tata tersedia 6 titik itu udah kembali,” kata dia.

Sektor Lainnya

Desa Peliatan ini dikenal sebagai keliru satu desa wisata penghasil kerajinan tradisional khas Bali layaknya seni patung, seni ukir dan seni lukis, di Ubud, Gianyar. Bahkan, Desa ini miliki gedung kesenian yang tiap harinya mengelar pentas bermacam macam seni tarian.

Selain wisata seni, desa ini termasuk menjadi area safe dan nyaman untuk menginap apabila hendak berlibur di Ubud. Di desa ini terdapat banyak homestay bersama menawarkan situasi alam pedesaan yang asri dan alami, keliru satunya di Banjar Yangloni.

Sutaryantha mengatakan, dulunya Banjar Yangloni ini merupakan lingkungan yang tidak teratur bersama baik. Kemudian, pihaknya mengeluarkan dana sebesar Rp 70 juta berasal dari APBDes untuk menata halaman depan tempat tinggal warga bersama menaman tanaman hias dan menempatkan pernak-pernik lampu malam sehingga nampak indah.

Sejak penataan itu, warga Banjar Yangloni mendapat faedah secara ekonomi berasal dari pariwisata gara-gara mendirikan homestay, restoran dan usaha wisata lainnya.

Share: Facebook Twitter Linkedin